Breaking News

Motor GP, TAHIR ROYALDI: ITDC dan Pemerintah Perlu Melakukan Ritual Agama dan Adat Sebelum Lomba Balap

peristiwa sosial kemasyarakatan. Sebagai sebuah warisan maka tidak mungkin hal-hal buruk yang diwarisi oleh para orang tua. Dan, sebagai peristiwa sosial kemasyarakatan, tradisi mengikat dan mempererat ikatan sosial di mana tradisi itu tumbuh, hidup, dan berkembang.   Selain itu, tradisi ritual tidak bisa dilepaskan dari dua hal. Pertama, konteks lingkungan di mana tradisi itu hidup dan berkembang karena tradisi juga dapat dipandang sebagai bentuk sistem pedagogi masa lalu. Kedua, masyarakat di sekitar tradisi tersebut ada, baik yang aktif maupun yang pasif. Karenanya tradisi dapat memperkuat simpul sosial masyarakat yang menaunginya. Kedua hal ini tidak bisa dilepaskan dari sebuah tradisi yang ada di banyak tempat di Indonesia, sebab ada kode-kode budaya dan bahasa yang melekat dalam tradisi-tradisi tersebut. Atas dasar ini pula, jika ingin melestarikan sebuah Iven Balap Motor GP, harus diiringi juga dengan melestarikan tradisi. Keragaman tradisi-tradisi ini yang membuat Indonesia unik, Wabil khusus di Nusa Tenggara Barat.

Ketua Forum Peduli Daerah Nusa Tenggara Barat, M. Tahir Royaldi.

MATARAM Bumigoramedia.com - Rabu, (27/10/2021). Melalui Ketua Forum Peduli Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) M Tahir Royaldi mengatakan bahwa pihak Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) dan pemerintah perlu melakukan Ritual Agama dan adat sebelum menggelar acara lomba balap motor Gran Prix (GP) di sirkuit Mandalaika. Menurut Tahir Royaldi, Ritual Adat tersebut sangatlah penting guna untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan disaat perlombaan nantinya. "Keselamatan para pembalap adalah hal yang utama karena menyangkut nyawa juga, ini sangat penting di antisipasi, karna di wilayah sirkuit tersebut banyak makam-makam dan Masjid yang di rusak. Terlebih juga sampai saat ini masih banyak lahan masyarakat di wilayah sirkuit blum dibayar ITDC dan Pemerintah," sentilnya.

Diingatkan kembali bahwa pentingnya melakukan ritual Agama dan adat tersebut untuk memohon keselamatan kehadapan Allah SubhanahuWataala. "Tentu ritual Adat sebagai bentuk kita memohon kepada  Allah Nenek Kaji Sak Kuasa, (Ada yang lebih berkuasa dibanding kehendak manusia," ujarnya.

Tahir Royaldi yang juga sebagai tokoh Budaya Sasak lebih jauh memaparkan, tradisi nenek moyang tidak boleh dienyahkan yang walaupun saat ini kita hidup di tengah hiruk pikuk moderenisasi kehudupan. " Jangan di abaikan budaya-budaya leluhur kita, ini perlu untuk dipertimbangkan. Di Sirkuut tersebut banyak menyimpan mistis, dari namanya saja sudah mengandung mistis, (Pantai Mandalika adalah putri yang diperebutkan 3 kerajaan di zaman dahulu kala," tambahnya.

ITDC dan Pemerintah menurut Tahir Royaldi agar pelaksanaan ritual ini diserahkan langsung kemajlis adat Sasak (MAS) yang nantinya pihak majlis adat tersebut melaksanakan proses Ritualnya. " Ya, ITDC dan Pemerintah bisa saja menyerahkan Ritual tersebut ke pihak majlis Adat Sasak untuk melakukan ritual, entah dengan mengumpulkan Para tokoh alim ulama', para tuan guru, dan anak-anak yatim," tandasnya. (BM)

0 Komentar

© Copyright 2022 - BumigoraMedia