LOMBOKTIMUR,Bumigoramedia.com - Memang tak bisa di tepis, pengembangan kapasitas sangatlah penting dilakukan oleh para jurnalis karena pengembangan kapasitas juga merupakan salah satu untuk meningkatkan kemampuan dalam berkarya sebagai pewarta.
Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) kembali menggelar pengembangan kapasitas sebagaimana kita ketahui bahwa hal ini bagian dari salah satu program rutinitas yang setiap bulannya di lakukan.
Di Montana Cafe House, Sabtu, (23/7/2022), FJLT kembali menggelar Pojok Jurnalis ke-6 dengan tema "Jurnalisme Rilis". Dan kali ini menghadirkan pimpinan redaksi NTBsatu.com, Haris Mahtul, Redaktur TribunLombok, Sirtu pilaili, dan Kasubag Koordinasi dokumentasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nur Afny Ariyanti.
Apresiasi program pengembangan kapasitas terhadap para pewarta dalam acara tersebut diberikan langsung oleh para Nara sumber hingga dikatakan Langkah ini sebagai upaya menyamaratakan pengetahuan jurnalis dalam menulis karia-karia jurnalistik.
"Kita ketahui latar belakang masing-masing berbeda, tugas kita adalah untuk menjadikan para jurnalis sama," ujarnya.
Menurutnya jurnalis rilis menjadi tantangan baru wartawan di era digital saat ini. Tantangannya adalah menjadikan rilis sebagai karya jurnalistik. Karena rilis yang disungguhkan oleh instansi bukanlah produk jurnalistik yang murni yang di publis ke publik."Dengan demikian, kita berusaha membuatnya menjadi produk jurnalistik yang sesuai kode etik. Kejujuran dalam mengungkap sumber dengan mencantumkan keterangan tertulis dalam sebuah karya itu sendiri," imbuhnya.
Sementara Sirtupilaili menyebut sebagai jurnalis harus tetap mengedepankan sikap keritis, tidak kemudian dengan mengkopy paste ataupun menyalin dengan mentah-mentah meski pemerintah membangun diksi yang menguntungkan dari data yang dikeluarkan.
"Jurnalis harus punya sikap kritis, jika tidak ada yang perlu dikritisi tidak perlu dibuat-buat," tegasnya.
Seminta sub koordinator dokumentasi pimpinan PKP Setda Lotim Nur Afni Apryani menyampaikan cukup senang ketika wartawan memetik berita dari rilis yang disajikannya. Namun lambat laun praktik yang terjadi hanya mengkopy paste penuh teks pada rilis tersebut. Seharusnya para pewarta memiliki sikap keritis untuk memperdalam isu-isu yang di muat dalam berita.
"Kadang-kadang tidak semua data utuh kita sampaikan, justru itu teman-teman media kita harapkan untuk memperdalam isu-isu tersebut guna memperkuat informasi yang disajikan ke publik," pungkasnya. (BM)
0 Komentar