Breaking News

Bunda Niken Menghadiri Kegiatan LitCamp22 dan Safari Literasi Berbasis Keluarga di Sembalun

Hj.Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, saat menyapa anak-anak di Lembaga Darut Tauhid, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur

LOMBOKTIMUR, Bumigoramedia.com - Ibu Hj Niken Saptarini Widyawati  Zulkieflimansyah sebagai Bunda Literasi sekaligus ketua TP PKK Provinsi NTB, bersama dengan Ibu Duta Baca Indonesia Tias Tantaka Gola Gong. Berkunjung ke Lembaga Darut Tauhid, Desa Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Kamis 24 Februari 2022.

Kegiatan tersebut, merupakan rangkaian dari Safari Literasi Duta Baca Indonesia, dalam rangka menumbuhkan budaya menulis dan membaca, serta meningkatkan minat baca masyarakat.

Karena orang tua yang senang bercerita ke anaknya itu terasa beda terhadap anak itu sendiri. Apalagi di masa kecil (Paud-red) merka sangat membekas di kepala mereka, akan menjadi anak-anak yang senang belajar dan membaca buku, "kata Bunda Niken, dalam sambutannya. 

Karena itu lanjutnya, dalam Gerakan Literasi Berbasis Keluarga (GLBK) yang dicanangkan oleh pemerintah Provinsi NTB, merupakan upaya untuk mewujudkan keluarga gemar membaca.

“Dengan adanya program Gerakan Literasi Berbasis Keluarga, yang sudah digulirkan oleh Pemprov NTB. Para orang tua dapat meluangkan waktunya minimal 30 menit untuk membaca buku bersama anaknya,” ucapnya.

Bunda Niken juga menyebut  ini kunjungan yang kedua kalinya, dimana sebelumnnya Sabtu 25 Desember 2021 yang lalu. Ia pernah mendistribusikan buku sebanyak 500 eksemplar ke Komunitas Baca lembaga tersebut.

Dan salah satu desa yang ada di Kabupaten Lombok Timur terpilih menjadi lokasi terakhir penyaluran buku dari total 10 kabupaten/kota yang ada di NTB.

“Kedatangan saya yang kedua kali ini, untuk memonitoring perkembangan Literasi di tempat ini sekaligus Safari Literasi di Sembalun,”ujarnya

Bunda Niken merasa bangga dan bahagia dengan sambutan para anak-anak dan warga setempat atas kedatangannya ke lembaga tersebut. 

Pada kesempatan itu juga Bunda Niken berinteraksi langsung dengan anak-anak PAUD Darut Tauhid dan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar manfaat menuntut ilmu.

“Alhamdulilla saya bisa hadir lagi disini, dan saya senang melihat kecerian anak-anak kita. Jujur saya salut sama keberanian anak-anak disini, mereka berani maju menjawab pertanyaan yang kita berikan. Meski jawabannya itu salah,” ucapnya dengan rasa kagum.

Bunda Niken juga berharap, buku-buku yang telah disalurkan melalui Gerakan Literasi Berbasis Keluarga tidak hanya disimpan, tetapi harus benar-benar dibaca.

"Kita harapkan orang tuanya ikut berpartisipasi, bukan hanya ibu-ibu guru di sekolah. Tapi di rumah mereka juganya tetep digalakan Literasi,” harap bunda Niken.

Hal yang sama disampaikan oleh Tias Tantaka Gola Gong bahwa, Literasi kepada anak itu sangat penting dilakukan dimasa era digital ini. 

Literasi itu bukan hanya sekedar membacakan buku cerita pada anak, tapi mempunyai terik atau tips yang khusus agar anak tidak cepat bosan. Kareana makna dari Literasi itu selain mendongeng juga menumbuhkan minat baca anak dan masyarakat.

“Literasi itu kan bercerita dan mendongeng, seperti yang pernah dilakukan oleh para orang tua kita dulu,” jelas Tias.

Pada kesempatan itu, Tias berbagi tips dan mencontohkan secara langsung dihadapan para orang tua dan guru cara membaca buku, baik buku untuk orang dewasa maupun buku cerita untuk anak-anak agar orang tua tidak bosan begitu juga anak-anak.

“Sama yang saya rasakan dulu, membaca buku dan membaca buku cerita untuk anak-anak itu membosankan. Tapi setelah saya temukan cara, ternyata asyik juga membaca apalagi kita bisa berbagi tentang isi buku itu,” tutur Tias.  

Adapun tips atau cara membaca buku, lajut Tias. Yang pertama dilakukan oleh orang tua saat memegang buku itu, lihat judulnya lalu daftar isi buku tersebut dan pilih slah satunya.

Kedua, bacalah buku itu sehari minimal satu lembar atau lima menit. Ketiga hari berikutnya ambil lagi buku yang dipilih, lalu lanjutkan membaca lembaran berikutnya dan seterusnya jika ada waktu luang.

“Kemudian cara membaca buku cerita untuk anak-anak, persis sama. Bedanya orang tua lebih banyak berintraksi dengan anak, seperti yang saya contohkan. Dan yang paling penting jangan dibacakan ceritanya samapi tamat, kita liat reaksi anak-anak apakah ingin lagi dibacakan atau tidak,”imbuhnya. (BM)

0 Komentar

© Copyright 2022 - BumigoraMedia