Breaking News

SMPN 1 Selong di Tutup, Ini Penjelasan WAKASEK Nasruddin Efendi

Di tengah-tengah ganasnya Disease Corona Virus (Pandemi Covid-19) yang dialami secara Global saat ini, kita semua tau bahwa berdampak bagi seluruh sektor kehidupan manusia tanpa terkecuali sektor pendidikan. Semenjak Pandemi tersebut menyerang, banyak regulasi dalam dunia pendidikan dirubah. Salah satu bentuknya  adalah Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau Pembelajaran Online. Hingga hampir semua sekolah berbagai jenjang di Indonesia menerapkan Pembelajaran Daring.
Foto Wakasek SMP Negri 1Selong, Nasruddin Efendi.

LOTIM BumiGoraMendia - dengan demikian, Wakasek Sarana Prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Selong Nasruddin Efendi saat di temui Media ini di sekolah tersebut menyampaikan bahwa, selama penyelenggaraan belajar Daring dan Luring, yang didesain dengan sistem ganjil-genap, mendadak SMP tersebut di tutup semintara. Pasalnya salah satu siswa SMP Negeri 1 Selong terduga terkonfirmasi positif covid-19.

"Yang membuat semintara ditutupnya sekolah ini karna adanya salah satu siswa kami dikatakan terkonfirmasi Corona, ya, itu penyebabnya di tutup selama 14 hari,"ujar Asrudin Efendi, Senin (22/02/2021).
Namun menurutnya siswa yang dikatakan terkonfirmasi itu saat ini belum ada kabar dari orang tuanya. "Kami belum tau kabar siswa tersebut, yang awalnya sih memang flue batuk, tapi menurut informasi, bapak siswa tersebut menyuruh istrinya membawa siswa tersebut untuk di periksa kepuskesmas, mungkin dari situ dia dikatakan terkomfirmasi,"jelasnya.

Selain itu ditanyakan terkait sistim pembelajaran Daring dan Luring yang di terapkan saat Pandemi, ia menjawab dengan lugas bahwa, pembelajaran berbasis Daring dan Luring, atau yang didesain dengan ganjil-genap tentu membuat kualahan dalam proses pembelajaran, namun karena aturan dari Daerah atau Dinas terkait sudah barang tentu harus kita ikuti yang walau sistim Daring tersebut dirasa membosankan bagi peserta didik akhir - akhir ini.

"Sudah barang tentu aturan dari kedinasan harus kita patuhi, meskipun banyak juga siswa siswi yang ngeluh, bosan terhadap aturan di masa Pandemi ini," bebernya.

Ia lebih jauh memaparkan, Pemerintah membolehkan untuk  belajara secara tatap muka walaupun secara ganjil-genap atau mempunyai jadwal, diacak di tambah dengan  aturan yang ketat seperti cuci tangan sebelum masuk kelas, membersihkan tangan mengunakan Hand Sanitizer, jaga jarak dan memakai masker.

Nasruddin Ependi mengakui, tak hanya Kurikulum yang tidak bisa tercapai, kompetensi Dasar (KD) pun jugak  tidak bisa tercapai secara maksimal jika masih dengan kondisi dan situasi seperti ini.

"Bagaimana bisa tercapai kurikulum jika kondisi dan situasi Pandemi masih ada seperti ini, tidak bisa maksimal, apa lagi yang lainnya," tukasnya.

Dari itu kata dia, tak jarang pula orang tua wali mengeluhkan pembelajaran ini dikarenakan anak-anak mereka kurang produktif dalam proses pembelajaran pada kondisi seperti ini.

juga berharap kepada semua wali murid sebagai pendidik quadrat supaya bersabar dan tetap mengontrol kegiatan anak-anak di rumah, memberikan motivasi sehingga selama kondisi yang belum normal ini anak-anak bisa menggunakan dan menjalankan kewajiban mereka dengan semestinya.(BM-Agus)

0 Komentar

© Copyright 2022 - BumigoraMedia