Breaking News

HAMZANWADI, The Man Of Isytaddiyi

Opini: Oleh Firman

LOTIM BumiGoraMedia.com - Saya rindu menulis tentang sosok fundamental negeri ini, Almagfurullah Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid atau biasa dipanggil Kyai Hamzanwadi. Seorang pahlawan Nasional dari Lombok yang diturunkan dan lahir di kota santri Pancor Lombok Timur. 
FOTO: Karya Firman Anjani Suralaga.

Kyai hamzanwadi yang notabennya adalah seorang satria dakwah yang melahirkan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah yang dihimpun dalam organisasi masyarakat Nahlatul Wathan. Hamzanwadi muda adalah santri lulusan dari Saulatiyah Arab Saudi. Ia menghabiskan waktu mudanya untuk menimba ilmu agama disana.

Saya menulis ini tidak terfokus pada sejarah kelahirannya ataupun tentang NWDI dan NW, tapi kita harus menggali lebih dalam tentang spirit perjuangannya untuk bekal hidup kita sampai nanti. 

Hamzanwadi muda yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang memiliki semangat yang besar ingin merubah masyarakat yang terbelakang dalam ilmu maupun agama terlebih dalam ilmu agama. Kita bisa melihat dari sejarah berdirinya NW. NW bermula dari sebuah pesantren kecil yang bernama musholla Al – Mujahidin yang terletak di Pancor. Dengan jumlah murid yang hanya beberapa orang itu, ia mampu menciptakan kader dakwah yang militan. 

Dari benihan yang kecil itulah ia mampu membuat NWDI,NBDI yang kemudian bernama NW. Tujuannya  tidak lain adalah untuk menyebarkan islam yang fundamental kepada masyarakat yang pada waktu itu dikenal sangat kental kepercayaan Animisme dan Dinamisme. 

Sempat juga dianggap membawa ajaran wahabi karena dianggap membawa model pembelajaran yang berbeda. Sempat juga diberikan pilihan, apakah ingin tetap menjadi imam di masjid besar pancor yang kita kenal sampai saat ini bernama At – Taqwa pancor ataukah ingin tetap membangun madrasah. 
Dengan spontan ia langsung menjawab ingin tetap membangun madrasah, karena ia menganggap bahwa pada waktu itu masih banyak Tuan Guru yang bisa tetap menjadi imam. Sedangkan, sedikit bahkan tidak ada yang focus untuk membangun tempat pendidikan untuk kalangan pribumi pada saat itu. Padahal, menuntut ilmu itu fardu ain (wajib). 

Tidak ada kata – kata yang pas yang bisa disematkan kepada Kyai Hamzanwadi selain “pelopor”. Kepeloporan adalah sematan yang pas untuk beliau. Selain itu juga, ia adalah orang yang konsisten atau dalam bahasa agamanya istiqomah. 

Ungkapan yang selalu digaungkan kepada kami selaku murid dari Tuan Guru Bajang Dr. Muhammad Zainul Majdi,MA yang merupakan cucu dari kyai Hamzanwadi adalah “keistiqomahan itu lebih baik dari seribu karomah.” Begitu pentingnya istiqomah itu. 

Kyai hamzanwadi adalah orang yang konsisten dalam berdakwah, tidak ada medium dakwah yang tidak beliau manfaatkan. Ia bahkan menjadikan seluruh hidupnya untuk bidang dakwah,social dan pendidikan bagi kaum pribumi. Ia membangun musholla dan masjid, memelihara anak yatim dan fakir miskin sampai membuat madrasah sebagai tempat menimba ilmu. Oleh karenanya ia dipanggil Abul Madaris wal Masajid dan Abul Yatama wal Masaqin (bapak pendiri madrasah dan masjid serta bapaknya anak yatim dan orang miskin). 

Sosok hamzanwadi adalah tipe orang yang berani melawan arus. Bukan karena ambisi, namun karena visi besar yang diyakini. Oleh karenanya, tidak salah kita sematkan bahwa ia adalah orang Isyitaddiyi (berani). Hamzanwadi, the man of isyitaddiyi. Bagaimana tidak, ia mampu membuat warga sasak yang awalnya buta huruf, kini bisa merasakan mudahnya pendidikan. Keberaniannya melawan arus ini perlu kita adopsi sebagai semangat kaum muda. 
Himmah (semangat) yang ada padanya tidak bisa kita kaji dalam sehari dua hari. Seorang manusia yang lebih bernilai dari seribu manusia lainnya. Seorang guru yang mampu melahirkan guru – guru lainnya. Seorang kyai yang mampu melahirkan kyai – kyai lainnya. Hal itu terjadi karena himmah yang ada pada jiwanya. 

Sebagai seorang anak muda yang pernah menimba ilmu di pancor selama hampir tiga tahun, menganggap bahwa butuh waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun untuk membaca pikiran sang hamzanwadi. Ia bahkan menuangkan pikirannya dalam nasyid – nasyid, dalam doa – doa dan dalam buku – buku yang ditulisnya. Meskipun dulu, sang maulana juga sempat merasa rugi karena kurang banyak meluangkan waktunya menulis karena terlalu sibuk berdakwah. Namun bagi saya, karya – karya yang ia tinggalkan adalah harta yang lebih dari emas. 

Bagi saya, meskipun telah berhenti di Pancor namun saya membawa pulang percikan pemikiran sang maulana. Yang paling saya ingat dari cerita – cerita para guru – guru tentang pentingnya konsistensi atau istiqomah adalah kata – kata sang maulana ia pernah mengatakan “dakaq te nyekop tanak kadu jarum, dengan nyekop tanak kadu sekop. Yang penting te pade istiqomah.” Meskipun kita menyekop tanah dengan jarum, dan orang menggunakan sekop. Yang penting kita harus istiqomah.” 

Selain keberanian dan kepeloporan yang di ajarkan, sang maulana juga mengajarkan spirit perjuangan yaitu Yakin, Ikhlas dan Istiqomah dalam berjuang. 

Saya ingin menutup tulisan kali ini dengan sebuah lagu perjuangan karya Hamzanwadi yang berjudul Nahdlatain.

Ilmu agama bergune (ilmu agama berguna)
Doe bande ndek ne gune (harta – tahta tidak berguna)
Ndek ne perlu bangsa – bangsa (tidak perlu bersuku bangsa)
Mun agama ndek ne rase (jika agama tidak berguna). 28 Maret 2021.

0 Komentar

© Copyright 2022 - BumigoraMedia